Langsung ke konten utama

Tantangan 10 Hari Komunikasi Produktif (Hari ke-2): Taat Pada Suami Upaya Ikhtiar Mendapat Ridho-Nya

                                                        Picture take from google

Tantangan hari ke-2  forum keluarga membahas rencanakan kegiatan di weekend ini. Sudah jauh-jauh hari, kami mendapat undangan resepsi pernikahan dari salah satu rekan kerja suami di kantor. Mba calon pengantin ini adalah salah satu rekan dekat, jadi kami memprioritaskan untuk menghadiri resepsinya.

Tak disangka tak dinyana, salah satu komunitas yang saya ikuti mengajak nongkrong bareng (nobar) belajar tentang teknik meningkatkan follower di Instagram. Tentu saja saya tertarik untuk datang, selama ini ingin sekali belajar.

Mencari waktu yang tepat untuk menyampaikan ke suami keinginan ini

Menjelang tidur, saya coba menyampaikan kepada suami rencana mengikuti pelatihan 

B : Yah, ahad kondangannya kalau siang bagaimana?
A : Kenapa gitu? 
B : Bunda pengen ikutan pelatihan IT dulu paginya, dari jam 9 sampai jam 12. Setelah itu langsung ke kondangan. Bunda lihat di undangan acara resepsinya sampai malam
A : *Diam..Nanti ayah titip saja sama teman 
B : Maksudnya gimana? Ga datang gitu?
A : Ya
B : Ya...ga enak dong, kan itu teman lumayan dekat, pernah satu unit.  Harus diusahakan datanglah.
A : Kan bunda katanya ga bisa, mau ikut pelatihan ya udah ga usah pergi.
B : Bunda usul siang yah, bukan bilang ga datang
A: Sekarang musim hujan bun, kalau siang pulangnya sore. Kalau hujan kasihan Diara. Teman-teman ayah pada datang pagi.
B : * Terdiam sambil mikir
A : Terserah bunda, mau milih pelatihan atau mau datang ke kondangan. Kalau menurut ayah pelatihan IT bisa ikut di lain waktu, kalau datang ke kondangan teman kan cuma sekali.
A : *Masih diam...memikirkan dan menimbang baiknya gimana. Iya juga sih, ga enak kalau ga datang.
B : Gimana?
A : Iya deh bunda ga jadi ikut pelatihannya, kita kondangan pagi sesuai rencana awal.
         
Forum malam ini kami sepakat hari Ahad menghadiri resepsi pernikahan, dan batal hadir ke pelatihan. Saya mengikuti kata suami, saya menghormati keinginan suami, dan alasan suami masuk akal. Lagipula tugas seorang istri adalah mengikuti kata suami, mengharap ridho suami dan tentu saja ridho Illahi.

Qodarullah, saya baru mendapat kabar bahwa pelatihnya ada acara mendadak ada diundur pelatihannya. Alhamdulillah..mengikuti kata suami, Allah pun mudahkan jalannya

Hari ke-2 ini komunikasi produktif yang ingin dilatih adalah membentuk FoE/FoR ku dan FoE/FoR mu ==> FoE/FoR KITA.  Saya menyadari saya dan pasangan  memiliki Frame of Reference (FoR) dan Frame of Experience (FoE) yang berbeda. Dalam kasus ini suami saya MEMBAGIKAN yang ditahu kepada saya, sudut pandangnya  agar saya mengerti. Saya berusaha menerimanya dengan nalar, alasan suami masuk akal. Maka dari itu saya setuju sudut padangnya.Selain itu juga latihan memilih waktu yang tepat untuk menyampaikan pesan.

Postingan populer dari blog ini

Menjemput Rezeki dengan Ikhtiar yang Mulia

Malam ini kami isi membaca kisah nyata yang dialami teman bunda saat bertemu dengan dua orang anak usia prebaligh yang mengemis dengan cara ngesot. Saat ditanya uang hasil mengemis untuk apa, mereka menjawabnya untuk jajan. Mendengar semua itu, teman bunda menawarkan memberikan pekerjaan yang tidak berat hanya bungkus-bungkus dengan durasi dua jam. Mereka nanti dibayar Rp. 50.000, uang transport diganti dan juga akan diberi makanan. Sehingga uang honornya bisa ditabung untuk keperluan lain. Tanpa berpikir lama, mereka menjawab tidak mau. Malas kalau harus bekerja dulu, mereka lebih memilih mengemis saja.  Tujuan Bunda membacakan kisah ini adalah ingin melihat reaksi Little Di bagaimana? Bagaimana pendapatnya. Little Di berpendapat tidak baik mengemis seperti itu, lebih baik bekerja untuk mendapatkan uang. Alhamdulillah dia telah bisa menilai mana yang baik dan mana yang kurang baik. Minimal dia paham konsep mengemis itu tidak baik, bekerja lebih baik. Walaupun rezeki man...

Membuat Tujuan Smart

Bagaimana rasanya jika kita berjalan tanpa tujuan ? Bingung pastinya ya?  Tidak jelas target yang ingin dituju, tidak tahu apa yang diinginkan yang ada hanya membuang-buang waktu dan tenaga. Tentu kita tidak ingin mengalaminya bukan? Karena itu dalam melakukan suatu aktivitas atau kegiatan, ada baiknya kita memiliki tujuan terutama tujuan yang SMART. Tujuan SMART? Sudah pernah dengar dengan istilah itu? Kalau belum mari merapat, kita belajar sama-sama. Kebetulan kita lagi belajar membuat tujuan SMART untuk program yang akan Tim Bunda Piara usung. Apa  itu tujuan SMART? Tujuan yang disusun dengan metode SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant dan Time-based). Setiap elemen kerangka kerja SMART bekerja sama untuk menciptakan tujuan yang direncanakan dengan cermat, jelas, dan  terukur. Metode ini dipopulerkan oleh George T. Doran sejak tahun 1981. Metode ini menggunakan kerangka sasaran SMART dalam menetapkan batasan dan menentukan langkah-langkah yang perlu diambi...

Resume Diskusi Materi 2 batch#2 Matrikulasi IIP Depok

Kulwapp sesi 2,  Selasa, 25 Oktober 2016, Pukul 20.00-21.00 Matrikulasi IIP Depok Batch #2 MENJADI IBU PROFESIONAL, KEBANGGAAN KELUARGA Apa kabar bunda dan calon bunda peserta matrikulasi IIP batch #2? Pekan ini kita akan belajar bersama a. Apa Itu Ibu Profesional? b. Apa itu Komunitas Ibu Profesional? c. Bagaimana tahapan-tahapan untuk menjadi Ibu Profesional? d. Apa saja indikator keberhasilan seorang Ibu Profesional? 🍀APA ITU IBU PROFESIONAL? Kita mulai dulu dengan mengenal kata IBU ya. Menurut Kamus Besar bahasa Indonesia Ibu itu memiliki makna 1 perempuan yang telah melahirkan seseorang; 2 sebutan untuk perempuan yang sudah bersuami;3 panggilan yang takzim kepada perempuan baik yang sudah bersuami maupun yang belum; 4 bagian yang pokok (besar, asal, dan sebagainya): -- jari; 5 yang utama di antara beberapa hal lain; yang terpenting: -- negeri; -- kota; Sedangkan kata PROFESIONAL, memiliki makna 1 bersangkutan dengan profesi; 2 memerlukan...