Bagaimana rasanya jika kita berjalan tanpa tujuan ? Bingung pastinya ya? Tidak jelas target yang ingin dituju, tidak tahu apa yang diinginkan yang ada hanya membuang-buang waktu dan tenaga. Tentu kita tidak ingin mengalaminya bukan? Karena itu dalam melakukan suatu aktivitas atau kegiatan, ada baiknya kita memiliki tujuan terutama tujuan yang SMART.
Tujuan SMART? Sudah pernah dengar dengan istilah itu? Kalau belum mari merapat, kita belajar sama-sama. Kebetulan kita lagi belajar membuat tujuan SMART untuk program yang akan Tim Bunda Piara usung.
Apa itu tujuan SMART?
Tujuan yang disusun dengan metode SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant dan Time-based). Setiap elemen kerangka kerja SMART bekerja sama untuk menciptakan tujuan yang direncanakan dengan cermat, jelas, dan terukur. Metode ini dipopulerkan oleh George T. Doran sejak tahun 1981.
Metode ini menggunakan kerangka sasaran SMART dalam menetapkan batasan dan menentukan langkah-langkah yang perlu diambil, sumber daya yang diperlukan untuk mencapainya, dan pencapaian yang menunjukkan kemajuan di sepanjang proses. Dengan sasaran yang SMART, akan memudahkan pencapai tujuan secara efisien dan efektif.
Sudah ada bayangankan ya? Yuk kita mulai menyusunnya, ini berkaitan dengan program yang akan kami usung.
1. Spesifik
Tujuan harus jelas dan spesifik, agar lebih fokus. Cara termudah membuatnya adalah dengan menggunakan 5W+1H.
(What) Apa tujuan dan target projek kita?
(When) Kapan akan diselesaikan projeknya?
(Where) Dimana projek ini akan dilaksanakan?
(Who) Siapa saja tim yang akan terlibat langsung?
(Why) Mengapa projek ini harus diselesaikan?
(How) Bagaimana caranya agar projek ini bisa berjalan sesuai dengan rencana?
Proyek ini bertujuan membina hubungan harmonis antara ibu dan anak pradewasa yang dispesifikan di program mematangkan emosi ibu saat menghadapi anak pra dewasa, menjalin komunikasi efektif dan membangun bounding ibu dan anak pra dewasa ( usia 10-15 tahun). Projek berlangsung secara online dari bulan September 2021 hingga Januari 2022 dikerjakan oleh tim Bunda Piara dengan sesuai milesteone yang disusun.
2. Measurable (Terukur)
Target yang dibuat harus terukur pencapaiannya, apakah kita bisa mencapainya? Bagaimana mencapainya? Target yang ingin dicapai sebaiknya tidak terlalu mudah atau terlalu sulit, tapi sesuaikan dengan kemampuan dan waktu yang ditetapkan.
Proyek ini akan dilaksanakan sesuai milestone. Terdiri dari 4 program yang merupakan tahapan proses penyelesaian masalah. Pengukuran keberhasilan menggunakan checklist indikator untuk melihat efektifitas program.
3. Achievable (Bisa diraih)
Target yang dibuat sesuaikan dengan kemampuan tim dan tenggat waktu yang ditetapkan. Jangan terlalu mudah atau terlalu susah harus realistis. Target cukup menantang sehingga bersemangat dalam mengerjakannya. Untuk melihat apakah target ini bisa diraih atau tidak maka project ini bersifat pilot project bagi tim Bunda Piara. Kami akan lebih dulu menjalankannya, sebelum di bagikan kepada keluarga lain yang memiliki tantangan serupa.
4. Relevant (Relevan)
Target yang dibuat apakah sudah relevant dengan kondisi tim sekarang? Apakah project yang kita siapkan relevant dengan kondisi tim ?
Yess, sangat relevant. Project ini dibuat untuk membantu tim yang sedang menghadapi tantangan ini. Begitupun dengan target dan proses yang dirancang insyaAllah akan menyesuaikan dengan kondisi dan situasi tim. Kami para ibu ingin memiliki hubungan yang harmonis dengan anak pra dewasa kami.
5. Time-Bound (Jangka Waktu)
Jangka waktu pengerjaan project perlu dibahas dalam tim dan disepakati bersama. Dalam project ini bertahap, tahap satu kami sepakat mengerjakannya dari mulai bulan September -Januari 2022. Jika dirasa perlu mengembangkan tahap 2 maka akan kami diskusikan kembali jangka waktunya.
Berikut tabel tujuan Smart tim Bunda Piara:
Miles Tone Tahap 1 Project Bunda Piara.
Agar memudahkan dalam menjalankan project, kami menyusun golden rules (aturan main yang disepakati sejak awal) serta exit procedur ( aturan keluar dari tim). Berikut aturannya :
Golden Rules
1. Komunikasi melalui grup di whatsapp, ketika ada hal yg mendesak bisa langsung disampaikan di wag. Tim yang lain bisa merespon sesuai kandang waktu.
2. Seminggu sekali mengadakan zoom untuk diskusi.
3. Kalau ada hal yang kurang nyaman, disampaikan di wag atau kepada leader tim
4. Ketika ada konflik, diselesaikan secara kekeluargaan
5. Kalau ada perbedaan pendapat, dilakukan musyawarah/voting untuk menentukan suara terbanyak.
Exit procedur
1. Menginformasikan kepada tim, tugas yang diamanahkan sudah sampai mana.
2. Menyampaikan alasan ingin keluar kepada teman satu tim di wag, bisa japri dahulu ke leader tim.
3. Berpamitan dengan anggota tim yang lain
4. Menunggu dulu respon dari anggota tim sebelum benar-benar meninggalkan grup.



Komentar
Posting Komentar