Langsung ke konten utama

Tantangan 10 Hari Apresiasi Kemandirian (Hari ke -4 ) : Sepatuku Dulu tak begini,kini tak cukup lagi.

Hari ini hari ke empat Tantangan 10 hari Apresiasi Kemandirian anak, alhamdulillah hari ini beberapa target tercapai.  Pagi-pagi Diara sudah mandi dan juga berpakaian sendiri tanpa disuruh. Setelah rapi dia langsung minta izin nonton youtube...oalah...sekarang masih weekend, masih boleh nonton youtube. Pantas pagi-pagi sudah mandi tanpa harus disuruh.

Sekitar jam sepuluhan, kita berangkat ke Margocity untuk bertemu dengan teman suami. Sebelum berangkat, Diara berikeinginan memakai sepatu yang ada rodanya. Pada saat dicoba, sepatu tersebut terlihat sudah kecil. Namun Diara tetap bersikukuh ingin memakainya.

Bunda : Bener mau pakai itu? Itu udah kecil sepertinya, kalau nanti sakit/lecet Diara tidak boleh mengeluh ya. Karena Bunda tidak membawa sandal pengganti

Diara : Iya Bunda, ini masih pas kok
Bunda : Ok, ingat ya kalau sakit itu resiko yang harus Diara tanggung. Tetap dipakau dan tidak mengeluh

Selama di mall, Diara enjoy dengan sepatunya. Dia bermain-main degan sepatu roda satu itu. Lama-kelamaan mulai terasa kakinya sakit.

Diara :  Bun, kakinya sakit. Ada sendal ga?
Bunda : Maaf tidak ada, tadi di rumah bunda sudah bilang tidak akan bawa sendal karena berat
Diara :  Beli dong Bu
Bunda : Enggak sayang,dirumah juga ada beberapa sandal Diara masih bisa dipakai.

Setelah itu tdak terdengar keluhan lagi, terlihat dia berusaha keras. Baru pada saat di motor  Diara menyampaikan keinginan untuk melepas sendalnya karena sakit. Di kejadian ini, lesson learned yang bisa diambil yaitu

  1. Mengajarkan anak bertanggung jawab terhadap pilihannya, waupun kaki sakit Diara berusaha tidak menangis atau  marah-marah.
  2. Karena ingin sesuatu yang dia inginkan, bisa melakukan kegiatan rutin tanpa harus dia ingatkan atau disuruh. PR buat bundanya agar dapat ketularan








Postingan populer dari blog ini

Menjemput Rezeki dengan Ikhtiar yang Mulia

Malam ini kami isi membaca kisah nyata yang dialami teman bunda saat bertemu dengan dua orang anak usia prebaligh yang mengemis dengan cara ngesot. Saat ditanya uang hasil mengemis untuk apa, mereka menjawabnya untuk jajan. Mendengar semua itu, teman bunda menawarkan memberikan pekerjaan yang tidak berat hanya bungkus-bungkus dengan durasi dua jam. Mereka nanti dibayar Rp. 50.000, uang transport diganti dan juga akan diberi makanan. Sehingga uang honornya bisa ditabung untuk keperluan lain. Tanpa berpikir lama, mereka menjawab tidak mau. Malas kalau harus bekerja dulu, mereka lebih memilih mengemis saja.  Tujuan Bunda membacakan kisah ini adalah ingin melihat reaksi Little Di bagaimana? Bagaimana pendapatnya. Little Di berpendapat tidak baik mengemis seperti itu, lebih baik bekerja untuk mendapatkan uang. Alhamdulillah dia telah bisa menilai mana yang baik dan mana yang kurang baik. Minimal dia paham konsep mengemis itu tidak baik, bekerja lebih baik. Walaupun rezeki man...

Membuat Tujuan Smart

Bagaimana rasanya jika kita berjalan tanpa tujuan ? Bingung pastinya ya?  Tidak jelas target yang ingin dituju, tidak tahu apa yang diinginkan yang ada hanya membuang-buang waktu dan tenaga. Tentu kita tidak ingin mengalaminya bukan? Karena itu dalam melakukan suatu aktivitas atau kegiatan, ada baiknya kita memiliki tujuan terutama tujuan yang SMART. Tujuan SMART? Sudah pernah dengar dengan istilah itu? Kalau belum mari merapat, kita belajar sama-sama. Kebetulan kita lagi belajar membuat tujuan SMART untuk program yang akan Tim Bunda Piara usung. Apa  itu tujuan SMART? Tujuan yang disusun dengan metode SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant dan Time-based). Setiap elemen kerangka kerja SMART bekerja sama untuk menciptakan tujuan yang direncanakan dengan cermat, jelas, dan  terukur. Metode ini dipopulerkan oleh George T. Doran sejak tahun 1981. Metode ini menggunakan kerangka sasaran SMART dalam menetapkan batasan dan menentukan langkah-langkah yang perlu diambi...

Resume Diskusi Materi 2 batch#2 Matrikulasi IIP Depok

Kulwapp sesi 2,  Selasa, 25 Oktober 2016, Pukul 20.00-21.00 Matrikulasi IIP Depok Batch #2 MENJADI IBU PROFESIONAL, KEBANGGAAN KELUARGA Apa kabar bunda dan calon bunda peserta matrikulasi IIP batch #2? Pekan ini kita akan belajar bersama a. Apa Itu Ibu Profesional? b. Apa itu Komunitas Ibu Profesional? c. Bagaimana tahapan-tahapan untuk menjadi Ibu Profesional? d. Apa saja indikator keberhasilan seorang Ibu Profesional? 🍀APA ITU IBU PROFESIONAL? Kita mulai dulu dengan mengenal kata IBU ya. Menurut Kamus Besar bahasa Indonesia Ibu itu memiliki makna 1 perempuan yang telah melahirkan seseorang; 2 sebutan untuk perempuan yang sudah bersuami;3 panggilan yang takzim kepada perempuan baik yang sudah bersuami maupun yang belum; 4 bagian yang pokok (besar, asal, dan sebagainya): -- jari; 5 yang utama di antara beberapa hal lain; yang terpenting: -- negeri; -- kota; Sedangkan kata PROFESIONAL, memiliki makna 1 bersangkutan dengan profesi; 2 memerlukan...