Mungkin ada yang bertanya, buat apa repot-repot mencari tim? Kalau mau menyelesaikan masalah, ya tinggal selesaikan saja. Teryata tidak semudah itu, kita manusia mahluk sosial tidak bisa hidup sendiri. Kita butuh keberadaan orang lain dalam hidup kita, termasuk dalam mengatasi masalah. Penyelesaian masalah akan lebih baik jika kita melibatkan orang lain terutama yang memiliki masalah yang sama. Kita jadi punya teman senasib sepenanggungan, teman berbagi dan bertukar pikiran termasuk berbagi ide solusinya.
Melihat identifikasi masalah yang telah saya lakukan, bisa lihat di tugas jurnal ini. Maka saya membuat sebuah video kampanye yang tujuannya mencari tim dan di share di media sosial. Beberapa persiapan dilakukan yaitu membuat use performa, membuat story board dan membuat video .
Seperti apa bentuk kampanyenya, bisa dicek di status medsos saya ini.
Alhamdulillah, dari kampanye itu ada beberapa orang yang tertarik bergabung menjadi tim. Mereka tertarik karena memiliki masalah yang sama, lalu ada juga yang saya lamar. Mengapa saya lamar, karena saya melihat teman saya ini selain memiliki masalah yang sama beliau juga memiliki kapastitas keilmuan yang bisa membantu menyelesaikan masalah saya.
Setelah dibentuk tim, kami berkenalan dan saling menyampaikan mimpi. Berikut mimpi kami :
- Bisa satu persepsi dan langkah sama anak yg mulai gede ini. Jujur mulai gede ini, ada beberapa beda jadi suka selisih paham. Konflik dech jadinya.
- Keimanan dan ketaatan sudah tanpa disuruh atas kesadaran sendiri.
- Lebih mandiri dan bertanggung jawab
- Mengasah talent anak, karena kalo dalam FBE itu usia 15th udah mandiri ya, baligh dan ketemu talent nya.
- Menjadi mitra belajar anak yang menyenangkan. Tahu kapan perlu terlibat dan kapan perlu hanya jadi pengamat
Rapat perdana pun telah dilakukan pada tanggal 26 Juli 2021, dan memutuskan pembagian tugas dengan melihat hard skill dan soft skillnya. Berikut hasilnya :





Komentar
Posting Komentar