Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2018

Sayah mah emang Emak tegaan

Kalau anak minta beliin mainan, yang pertama dilihat harganya Maklum anaknya belum bisa jaga mainan dan cepet bosen Pan nyesek kalau itu mainan hilang atau rusak dalam itungan hari Habis itu cek kualitas barang Kalau kualitas jelek, mending enggak usah Eman-eman duit, sabar dikit nabung dulu Nanti kita beli yang mahalan dikit tapi kualitasnya bagusan Kemudian manfaatnya Itu mainan berfaedah tidak untuk dirinya Kalau tidak ada yang akhirnya nanti jadi hiasan yang lebih cocok di konmari Mending ga usah saja Cari mainan lain yang lebih bermanfaat Terakhir cek cara bikinnya Kalau gampang cara bikinnya, ngapain beli Kita bikin saja, insya Allah bisa Seperti kisah baru-baru ini Masih anget-anget kuku Anak gadis pengen banget beli hand puppet yang dijual di bazar Beberapa temannya beli mainan itu Emak penasaran dong, berapa sih harganya Kata teman itu mainan laku keras bak kacang goreng Pas ditanya berapa harganya, doeng...lumayan juga harganya Padahal ga pake bul...

Ayah dan Bunda, Jangan Marah

"Nak jam tujuh kita berangkat ya?" "Iya Bun." Bunda berjalan ke dapur menyiapkan bekal makanan yang akan di bawa. Kembali ke ruang tengah, gadis kecil masih duduk manis di lantai sambil menggambar. Mata bunda langsung terbelalak melihat gadis kecilnya belum bersiap-siap. Reflek mata menoleh ke arah jam dinding yang tergantung manis di tembok. "Astagfirullah, nak belum mandi? Mau berangkat jam berapa?" Gadis kecil hanya diam dan tersenyum manis, sementara muka Bunda sudah merah dan omelan pun mulai berentet tanpa bisa ditahan. Pernahkah Ayah dan Bunda mengalami situasi seperti itu? Saya pernah, bahkan sering sekali terutama setahun belakangan ini saat gadis kecil menginjak usia 7 tahun. Kalau diri ini sedang waras, maka langsung gercep alias gerak cepat tanpa banyak bicara. Lain lagi kalau tubuh ini sedang lelah, bukannya bergerak cepat yang ada hanya omelan yang keluar. Ketika perilaku anak tidak sesuai harapan, kata-kata yang kelu...

Euforia Hari Pertama Anak Sekolah Di Mata Anak Homeschooling

Euforia hari pertama anak-anak masuk, mewarnai status media sosial hari ini. Begitupun di jalan raya, kemacetan mewarna pagi tadi. Keriwehan di masing-masing rumah tentu tidak kalah hebohnya. Apalagi setelah libur panjang, ritme bangun pagi agak kendor. Para ibu harus susah payah membangunkan putra putri tercinta. Belum lagi kehebohan menyiapkan baju seragam, peralatan sekokah hingga menyiapka sarapan serta bekal makanan. Kehebohan tidak berhenti disitu, para orang tua pun bersemangat mengantar putra-putrinya ke sekolah. Mengantarkan anak-anaknya menuju tempat belajar yang baru, tempat yang akan menjadi rumah kedua anak-anaknya. Sebuah pengharapan besar dari para orang tua, anak-anak bisa belajar dengan nyaman sehingga bisa bertumbuh dan berkembang dengan baik. Dua tahun belakangan ini, Euforia anak masuk sekolah tidak kami. Sejak memutuskan homeshooling, putri kami tidak lagi sekolah formal.Jadi kami tidak mengalami kehebohan yang dialami ibu-ibu yang putra putrinya belaja...